Penulis | Zairin Salampessy |
ISBN | 978-623-92139-2-3 |
Cover | Hard Cover |
Halaman | 13,5 x 19 cm Halaman |
Berat | 195 Gram |
Ukuran | 13,5 x 19 cm |
Pilihan setiap orang dalam merawat alam negerinya, antara lain berdasar panggilan jiwa untuk mendedikasikan diri, atau mengabdi pada negeri tercinta ini dengan cara masing-masing maupun pertimbangan-pertimbangan lainnya. Nah, para anak muda dalam buku ini, dengan sadar dan penuh semangat, sengaja memilih jalan tidak populer di mata banyak orang, yaitu mengurusi sampah dan ikut menjaga kelestarian alam Maluku.
Lewat buku ini, mereka berbagi cerita tentang kiprah dan perjuangan mereka dalam merawat Maluku. Mulai dari perjalanan awal merintis, jatuh bangun dengan berbagai kendala dan rintangan, serta visi misi merawat Maluku dan lain sebagainya. Mari lebih mengenal anak-anak muda tersebut.
Zairin Salampessy atau akrab disapa Embong adalah lulusan Fakultas Perikanan Universitas Pattimura Unpatti Ambon. Ia juga dikenal sebagai pelukis jalanan Ambon memintanya membuat karikatur dan lantas menjadi jurnalis, berlanjut sampai menjadi asisten redaktur pelaksana dan redaktur senior sampai 1998. Ia lalu bergabung dengan LSM Jaringan Baileo Maluku di Ambon.
Ketika konflik melanda Ambon pada 1999, ia bersama sejumlah rekannya langsung membentuk tim relawan Islam-Kristen yang bekerja menangani korban konflik. Tugas ini terus ia lakukan sampai pindah ke Jakarta, di mana ia melakukan advokasi nasional sampai internasional melalui Tim Advokasi untuk Penyelesaian Kasus TAPAK Ambon. Selama di TAPAK Ambon, ia beberapa kali ikut dalam delegasi NGO Indonesia ke Sidang Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia HAM di Jenewa, Swiss.
Kini ia kembali ke Ambon menjadi wartawan foto lepas untuk Biro Foto Antara, dan menjadi relawan di Lembaga Antar Iman Maluku. Ia juga memimpin komunitas fotografi Maluku Photo Club, yang punya misi menjadikan komunitas fotografi sebagai wadah untuk memprovokasi perdamaian. Saat ini ia aktif sebagai jurnalis, fotografer dan penulis lepas.